Jumat, 04 September 2009

Pendapat saya tentang kelas 7c

Ingat! Tulisan ini sama sekali ga lucu. Jadi kalo ingin cari yang lucu-lucu mending nonton OVJ di Trans TV (kok bahasanya iklan begenee?)

Yeah... lets talk about my classroom (ngaco! *ditimpuk sendal dari segala arah*)

Uhm. Saya menghuni (hah?) kelas 7c di SMP Negeri 01 Bumiayu. Kelas yang cukup mendapat udara segar dan sinar matahari. Dengan 36 murid bergentayangan di dalamnya *disepak*.

Dan saya juga mengakui, kalau kelas 7c ini selalu ramai, berisik, ribut, dan tidak bisa diam (apa bedanya?)

Para guru pun sudah berulang kali mengingatkan hal itu. Tapi mau bagaimana lagi? Itu sudah menjadi kebiasaan. Kami memang selalu ribut, dan guru-guru pun tahu akan hal itu. Setiap kami ramai, pasti aura di sekeliling guru akan berubah menjadi suram (bukan cuma kami kalee, kalo ada murid ribut si guru pasti bete).

Tapi saya menyadari satu hal...

Kelas kami mempunyai orang-orang yang peduli. Contohnya, jika ada anak ribut maka anak lain mengingatkan. Jadilah kami saling mengingatkan satu sama lain, dan itu membuat kami menjadi cepat akrab. Kami jadi tidak canggung berteman dengan anak lain karena kami memang sering mengingatkan dan berinteraksi.

Dan saya menyukai hal itu...

Bukannya saya mau mengatakan kalau kelas saya yang paling hebat. Maksud saya menulis ini adalah, agar jangan hanya melihat sisi negatif dari suatu persoalan. Lihat sisi positifnya juga. Sudah banyak orang yang mengatakan hal ini sebelum saya, tapi terkadang kita lupa. Kita hanya melihat sisi negatif atau buruknya.

Dan saya akan mengungkapkan satu fakta di kelas saya.

Sedikit sekali ada anak yang bertengkar dengan anak lain. Karena kalau ada anak yang tidak suka dengan kelakuan temannya, maka dia akan bicara karena dia sudah terbiasa mengingatkan. Dan tentunya dengan cara yang halus. Kami tidak ingin menyimpan ketidak sukaan pada orang lain di dalam hati, lalu membicarakannya dengan orang lain secara diam-diam dari belakang.

Kami selalu mencoba untuk terbuka. Kami mencoba untuk tidak malu dan memalukan. Dan kami juga mencoba untuk berani berbicara pada orang lain. Memang, terkadang kami ribut dan tidak bisa diatur (atau bukan terkadang lagi?), tapi memang beginiliah kami. Kami tidak mencoba untuk menjadi orang lain, ini adalah hidup kami. Tapi bukan berarti kami tidak berusaha mengubah sifat buruk kami. Kami berusaha, dan salah satu caranya adalah saling mengingatkan ^^.

Dan, 'selamat datang di kelas 7c'.

Kok bahasanya jadi gini? Kesambet apa saya? Apa saya kelamaan nongkrong di bawah pohon pisang ya?

Readers: Sejak kapan pohon pisang jadi tempat nyari wangsit? Yang ada pohon tua kalee...

Ah, sotoy. Jaman sekarang semuanya bisa jadi mungkin!


Tulisan ini sama sekali ngga ada hubungannya dengan kelas, sekolah, perusahaan, atau orang-orang tertentu. Ini murni hasil otak saya (yang entah kenapa bisa bekerja) pas lagi ngelamun di kelas. Ok?

Ganbatte minna-san!


Tidak ada komentar: